Coal-shale interface detector

A coal-shale interface detector for use with coal cutting equipment is described. The detector consists of a reciprocating hammer with an accelerometer to measure the impact of the hammer as it penetrates the ceiling or floor surface of a mine. Additionally, a pair of reflectometers simultaneously view the same surface, and the outputs from the accelerometer and reflectometers are detected and jointly registered to determine when an interface between coal and shale is being cut through

Solenoid hammer valve developed for quick-opening requirements

Quick-opening lightweight solenoid hammer valve requires a low amount of electrical energy to open, and closes by the restoring action of the mechanical springs. This design should be applicable to many quick-opening requirements in fluid systems

THE CONTRIBUTION OF LOWER TORSO, UPPER TORSO AND UPPER LIMBS SEGMENTAL MOTION TO HAMMER HEAD VELOCITY DURING ACCELERATION PHASE

In hammer throw event, the distance of the hammer throw is mainly determined by hammer head resultant velocity at release. During turn phase, hammer head resultant velocity is increased gradually with four turns and is increased during double support phase. The purpose of this study was to investigate the contribution of the motions in the lower torso, upper torso, upper limbs and hammer segment to the hammer head tangential velocity during double support phase

Preliminary report of the International 0-group fish survey in the Barents Sea and adjacent waters in August - September 1997

Contributors: H. Græsdal, H. Hammer, B. Hoffstad, J. Horne, R. Ingvaldsen, R. Johannessen, J. de Lange, H. Loeng, K. Michalsen, H. Sagen, K. Gjertsen, A. Haugsdal, E. Holm, Å. Husebø, R. Korneliussen, E. Molvær, O. Nakken, L. Solbakken, Ø. Torgerse

Growth of Spirals: Secular or Driven by Mergers ?

The physical phenomena contributing to the galaxy growth can be tested all the way to z= 1. Galaxy mass, extinction, star formation and gas metal abundance can be measured in a robust way, as well as the distribution of the galaxy morphologies. I discuss here the observational methods and their accuracy. Physical quantities can be evaluated with uncertainties much lower than 0.3 dex, if they are based on 2 sets of independent measurements. For example, at a given IMF, the star formation rate is well estimated by combining flux measurements of the extinction corrected Balmer line and of the mid-IR continuum. Spiral mass growth had occurred from gas accretion and from merging. Gas accretion can explain at most half of the spiral mass growth: at moderate redshift, the numerous population of compact, merger and irregular galaxies requires another origin. A spiral rebuilding scenario is able to reproduce all the evolutionary trends observed since z~1, and could be at the origin of the present-day, numerous population of early type spirals.Comment: 12 pages, 4 figures, review paper in "When UV meets IR: a History of Star Formation", XXVth Moriond Astrophysics Meeting, ed. D. Elbaz and H. Ausse

Evaluasi Unjuk Kerja Sistem Proteksi Water Hammer pada Sistem Perpipaan (Studi Kasus di Rumah Pompa Produksi Unit Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Karang Pilang 2 PT. PDAM Surya Sembada Surabaya)

Sistem jaringan perpipaan merupakan komponen penting dalam menunjang produksi maupun distribusi pada sektor industri. Jaringan perpipaan mengalami beberapa fenomena seperti distribusi fluida dan water hammer. Water hammer sering terjadi di daerah discharge pompa pada saat pengoperasian pompa maupun pada saat kegagalan operasi pompa. Beberapa cara untuk mengurangi dampak water hammer adalah dengan menambahkan flywheel ataupun gas accumulator pada jaringan perpipaan. Lonjakan tekanan serta aliran Balik yang terjadi akibat fenomena water hammer akan dilawan oleh putaran impeller pompa yang dibebani oleh flywheel dan akan memperlambat lonjakan tekanan dalam pipa dan tekanan yang berlebih akan dibuang ke gas accumulator sehingga tekanan dalam pipa berangsur stabil. Pemodelan sistem perpipaan dilakukan dengan menggunakan software sistem perpipaan. Pemodelan yang disimulasikan merupakan sistem perpipaan dengan rangkaian pompa paralel yang dilengkapi flywheel pada instalasi pompa dan divariasikan dengan penambahan gas accumulator sebagai sistem proteksi water hammer. Analisa yang dilakukan adalah untuk mempelajari fenomena water hammer pada saat kondisi ekstrim yakni ketika dua pompa operasi mati dan juga ketika empat pompa operasi mati, untuk melihat pengaruh variasi ukuran flywheel terhadap fluktuasi tekanan yang terjadi. Ukuran flywheel divariasikan yakni ukuran diameter luar 1100mm, 1200mm dan 1300mm dengan tebal masing-masing 300mm, 400mm dan 500mm. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada sistem perpipaan tanpa menggunakan gas accumulator, tekanan maksimum yang terjadi pada discharge pompa mencapai 19,807 bar dari kondisi tekanan kerjanya 5,6 bar. Variasi ukuran flywheel memberi dampak pada perlambatan terjadinya lonjakan tekanan, semakin besar ukuran flywheel akan menunda terjadinya lonjakan tekanan akibat water hammer. Dan penambahan gas accumulator berperan dalam meredam serta mempersingkat waktu terjadinya lonjakan tekanan, sehingga fluktuasi tekanan cenderung berangsur stabil dengan cepat. Serta tebal pipa discharge yang digunakan yakni 9,52 mm mampu menahan tekanan maksimum yang terjadi akibat efek water hammer

Large water-hammer pressure for column separation in pipelines

Water-hammer pressures in a pipeline due to the collapse of a vapor cavity adjacent to a valve are investigated. A water-hammer event is initiated by the closure of a valve in a simple reservoir-pipeline-valve system. The sequence of events following an instantaneous valve closure leading to the formation and collapse of a vapor cavity and the resultant occurrence of a short-duration pressure pulse are described. Short-duration pressure pulses result from the superposition of the valve-closure water-hammer wave and the wave generated by the collapse of the vapor cavity. The resulting maximum pressure may exceed the Joukowsky pressure generated from the initial valve closure. A series of numerical model analyses exhibiting short-duration pressure pulses are presented. In addition, experimental results supporting the findings of the numerical studies are also presented. Experimental plots of hydraulic grade line versus time exhibit short-duration pressure pulses of different shape and characteristics.Angus R. Simpson and E. Benjamin Wyli

Perbandingan Produktivitas Alat Hydraulic Hammer Dan Jack in Pile Di Surabaya

Pelaksanaan pemancangan untuk pondasi suatu bangunan merupakan elemen penting yang dilakukan pada awal pembangunan. Produktivitas dari pelaksanaan pemancangan di setiap wilayah berbeda – beda tergantung pada wilayah dan alat pancangnya yaitu hydraulic hammer dan jack in pile. Faktor - faktor yang mempengaruhi produktivitas dari setiap alat berbeda antara alat kedua alat tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data pemancangan dengan alat hydraulic hammer dan jack in pile dari proyek – proyek yang berada di wilayah Surabaya yaitu bagian Utara, Barat, Timur, dan Selatan. Semua data yang ada diuji kenormalan datanya dan dicari nilai produktivitas pemancangan tiap alat dari tiap wilayah. Nilai produktivitas itu kemudian dianalisa dari faktor – faktor yang mempengaruhi pemancangan kemudian dilakukan perbandingan dari kedua alat tersebut. Dari hasil perhitungan produktivitas yang didapat, di wilayah Surabaya produktivitas hydraulic hammer lebih besar daripada produktivitas jack in pile. Penyebab dari tingginya produktivitas hydraulic hammer adalah karena mobilitas dan proses pengerjaan pemancangan hydraulic hammer lebih cepat jika dibandingkan dengan alat jack in pile. Walaupun alat hydraulic hammer lebih tinggi produktivitasnya tetapi alat jack in pile masih menjadi pilihan utama dalam pemancangan di Surabaya karena tidak menimbulkan kebisingan dan dalam penggunaan alat harus mempertimbangkan faktor - faktor yang mempengaruhinya